MenaraImpian.com - Beda Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga menata Kalijodo
www.menaraimpian.com |
BANDAR TOGEL - Kawasan Kalijodo, di Jalan Kepanduan II Tambora, Jakarta
Barat, menjadi alternatif warga mengisi waktu hari libur panjang pekan
kemarin. Rata-rata warga yang berkunjung penasaran dengan wajah baru
Kalijodo.
Kalijodo yang sebelumnya dikenal sebagai tempat hiburan
malam kini telah bersolek menjadi Ruang Publik Terbuka Ramah Anak
(RPTRA) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) seluas 5.000 meter
persegi. Fasilitas macam taman, monumen, lintasan jogging, lintasan
sepeda, skate park, amphitheater, musala, kios, outdoor fitness, toilet,
dan sound system menghiasi Kalijodo.
Tak ayal saat libur panjang
pekan kemarin warga ibu kota maupun luar Jakarta berbondong-bondong
mengunjungi kawasan tersebut. Bukan hanya anak-anak saja yang bermain di
tempat tersebut, banyak juga orang dewasa dan orang tua yang
berdatangan ke tempat bermain tersebut.
Sayangnya, membludaknya
pengunjung saat masa liburan panjang kemarin mengakibatkan tempat parkir
yang disediakan tak cukup. Akibatnya, juru parkir terlihat sibuk
mengatur pengunjung yang ingin memarkirkan kendaraan roda dua maupun
roda empat.
Indra (19) salah satu juru parkir sampai bingung mengarahkan pengunjung yang ingin memarkirkan kendaraannya.
Indra
menceritakan, banyak warga yang berdatangan bukan hanya dari sekitaran
RPTRA, tapi ada juga yang daerah lain di sekitar Jakarta.
Setiap
akhir pekan dan liburan, juru parkir di RPTRA Kalijodo disibukkan
mengatur kendaraan. Padahal sesungguhnya RPTRA ini memiliki mesin parkir
elektronik.
Namun, kebanyakan warga justru tidak memanfaatkan
mesin parkir yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu.
Warga lebih memilih menggunakan jasa juru parkir yang disediakan pihak
pengelola dengan menggunakan rompi berwarna hijau dan juga rompi Dishub.
"Mesin parkir masih ada dan masih bisa, cuma warga pada enggak mau, soalnya kan mahal, hitungannya perjam," ujarnya.
Fasilitas
parkir yang disediakan dengan sistem meter membuat warga mengeluh
karena tarif yang dibebankan Rp 2.000 per jam. Alhasil, warga memilih
parkir di luar parkir resmi.
Menanggapi keluhan warga, Gubernur
DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan sistem parkir meter akan
diubah menjadi sistem palang (Gate). Pasangan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 kemarin ini mengaku sudah meminta Dishub menghapus sistem parkir tersebut.
"Saya
udah minta dishub diubah aja, kalau itu kan dicopot-copotin nih, parkir
meter jalan satu jalan, kita ubah pakai gate pengamanan gampang, satu
jalur," ujar Ahok, di Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (25/4).
Ahok
juga mendengar kabar yang mengatakan kendaraan yang warga parkirkan di
luar lahan resmi dimanfaatkan preman-preman untuk mengelola. Dia geram,
dan meminta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana Dien Emmawati segera bertindak.
"Mereka
kurang ajar saja. Preman, dia pikir saya sudah enggak bisa tindak dia.
Makanya saya mau minta kepolisian tindak. Dia merasa kita sudah bukan
gubernur lagi kan," tegas Ahok.
Berbeda dengan Ahok-Djarot,
pemenang Pilgub DKI hasil hitung cepat bakal memanfaatkan para preman
tersebut. Cawagub DKI Jakarta Sandiaga Uno
mengatakan, juru parkir liar dan preman di RPTRA Kalijodo harus
ditindak. Bukan hanya ditindak, dia juga mengusulkan untuk dirangkul
ikut dalam program OK OCE.
"Jadi mereka kan bisa bikin perusahaan
security, bisa dijadikan ikut di perusahaan credit card jadi debt
collector, atau bisa jadi pengamanan, karena mereka kan jago-jago," kata
Sandiaga di Serpong, Tanggerang Selatan, Rabu (26/4).
Sandiaga
menambahkan, keberadaan para preman itu ada baiknya di arahkan kepada
banyak hal positif dan bermanfaat. "Mereka mungkin bisa dikaryakan
sebagai marshall di dalam angkot itu pada waktu-waktu rawan. Itu cara
berpikir inovatif. Dengan OK OCE, mereka tidak selamanya jadi preman.
Harus diarahkan ke kegiatan-kegiatan yang lebih positif," tandasnya.
Untuk
saat ini, Sandiaga merasa perlu para preman dan juru parkir liar di
RPTRA Kalijodo ditindak. Apalagi juru parkir liar di sana mematok tarif
parkir tinggi dan buka bagian dari Dishub DKI.
"Harus ditindak tegas. Tidak boleh lagi itu. Kalau kemarin rapi, harus tetap rapi. Pak basuki sama pak djarot masih memerintah enam bulan, kita harus dukung," tegasnya.
Penindakan
tegas, kata Sandiaga, dilakukan lantaran tak ingin kawasan Kalijodo
telah ditata dengan baik Pemprov DKI kembali tidak bagus. "Jangan sampai
kalijodo yang sudah tertata baik itu kembali lagi menjadi liar.
Turunkan aparat setegas-tegasnya, buat kami itu yang harus
diperjuangkan,"
0 comments:
Post a Comment