Thursday, April 27, 2017

Beda Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga menata Kalijodo

MenaraImpian.com - Beda Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga menata Kalijodo


www.menaraimpian.com

BANDAR TOGEL - Kawasan Kalijodo, di Jalan Kepanduan II Tambora, Jakarta Barat, menjadi alternatif warga mengisi waktu hari libur panjang pekan kemarin. Rata-rata warga yang berkunjung penasaran dengan wajah baru Kalijodo.

Kalijodo yang sebelumnya dikenal sebagai tempat hiburan malam kini telah bersolek menjadi Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) seluas 5.000 meter persegi. Fasilitas macam taman, monumen, lintasan jogging, lintasan sepeda, skate park, amphitheater, musala, kios, outdoor fitness, toilet, dan sound system menghiasi Kalijodo.

Tak ayal saat libur panjang pekan kemarin warga ibu kota maupun luar Jakarta berbondong-bondong mengunjungi kawasan tersebut. Bukan hanya anak-anak saja yang bermain di tempat tersebut, banyak juga orang dewasa dan orang tua yang berdatangan ke tempat bermain tersebut.


Sayangnya, membludaknya pengunjung saat masa liburan panjang kemarin mengakibatkan tempat parkir yang disediakan tak cukup. Akibatnya, juru parkir terlihat sibuk mengatur pengunjung yang ingin memarkirkan kendaraan roda dua maupun roda empat. 

Indra (19) salah satu juru parkir sampai bingung mengarahkan pengunjung yang ingin memarkirkan kendaraannya.

Indra menceritakan, banyak warga yang berdatangan bukan hanya dari sekitaran RPTRA, tapi ada juga yang daerah lain di sekitar Jakarta. 


Setiap akhir pekan dan liburan, juru parkir di RPTRA Kalijodo disibukkan mengatur kendaraan. Padahal sesungguhnya RPTRA ini memiliki mesin parkir elektronik.

Namun, kebanyakan warga justru tidak memanfaatkan mesin parkir yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu. Warga lebih memilih menggunakan jasa juru parkir yang disediakan pihak pengelola dengan menggunakan rompi berwarna hijau dan juga rompi Dishub.

"Mesin parkir masih ada dan masih bisa, cuma warga pada enggak mau, soalnya kan mahal, hitungannya perjam," ujarnya.


Fasilitas parkir yang disediakan dengan sistem meter membuat warga mengeluh karena tarif yang dibebankan Rp 2.000 per jam. Alhasil, warga memilih parkir di luar parkir resmi. 

Menanggapi keluhan warga, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan sistem parkir meter akan diubah menjadi sistem palang (Gate). Pasangan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 kemarin ini mengaku sudah meminta Dishub menghapus sistem parkir tersebut.

"Saya udah minta dishub diubah aja, kalau itu kan dicopot-copotin nih, parkir meter jalan satu jalan, kita ubah pakai gate pengamanan gampang, satu jalur," ujar Ahok, di Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (25/4).


Ahok juga mendengar kabar yang mengatakan kendaraan yang warga parkirkan di luar lahan resmi dimanfaatkan preman-preman untuk mengelola. Dia geram, dan meminta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dien Emmawati segera bertindak.

"Mereka kurang ajar saja. Preman, dia pikir saya sudah enggak bisa tindak dia. Makanya saya mau minta kepolisian tindak. Dia merasa kita sudah bukan gubernur lagi kan," tegas Ahok.

Berbeda dengan Ahok-Djarot, pemenang Pilgub DKI hasil hitung cepat bakal memanfaatkan para preman tersebut. Cawagub DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, juru parkir liar dan preman di RPTRA Kalijodo harus ditindak. Bukan hanya ditindak, dia juga mengusulkan untuk dirangkul ikut dalam program OK OCE.


"Jadi mereka kan bisa bikin perusahaan security, bisa dijadikan ikut di perusahaan credit card jadi debt collector, atau bisa jadi pengamanan, karena mereka kan jago-jago," kata Sandiaga di Serpong, Tanggerang Selatan, Rabu (26/4).

Sandiaga menambahkan, keberadaan para preman itu ada baiknya di arahkan kepada banyak hal positif dan bermanfaat. "Mereka mungkin bisa dikaryakan sebagai marshall di dalam angkot itu pada waktu-waktu rawan. Itu cara berpikir inovatif. Dengan OK OCE, mereka tidak selamanya jadi preman. Harus diarahkan ke kegiatan-kegiatan yang lebih positif," tandasnya.


Untuk saat ini, Sandiaga merasa perlu para preman dan juru parkir liar di RPTRA Kalijodo ditindak. Apalagi juru parkir liar di sana mematok tarif parkir tinggi dan buka bagian dari Dishub DKI. 

"Harus ditindak tegas. Tidak boleh lagi itu. Kalau kemarin rapi, harus tetap rapi. Pak basuki sama pak djarot masih memerintah enam bulan, kita harus dukung," tegasnya.


Penindakan tegas, kata Sandiaga, dilakukan lantaran tak ingin kawasan Kalijodo telah ditata dengan baik Pemprov DKI kembali tidak bagus. "Jangan sampai kalijodo yang sudah tertata baik itu kembali lagi menjadi liar. Turunkan aparat setegas-tegasnya, buat kami itu yang harus diperjuangkan,"
Location: Indonesia

0 comments:

Post a Comment