Sunday, July 30, 2017

Togel Online Terbaik - Tarian Balalap Api, simbol perjuangan suku Dayak melawan penjajah

www.menaraimpian.com

Togel Online TerbaikSalah satu tarian yang ditampilkan di acara Festival Budaya Borneo 2017 yang diselenggarakan di Halaman Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah Tarian Balalap Api dari suku Dayak. Tarian ini merupakan simbol perjuangan suku Dayak melawan penjajahan Belanda.

"Balalap api sebenarnya gini, itu kan menceritakan bahwa kita zaman dulu, artiannya kita ada pertempuran, zaman Belanda dulu, jadi ini diartikan api ini sebenarnya itu sejenis tembakan kaya meriam, jadi dia ada apinya," kata Margus Susanto usai melangsungkan tarian di Halaman Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah, JakartaTimur, Sabtu (29/7).

Terlihat pada saat atraksi, dia berkeliling dan menampilkan sebuah api dari sebuah kayu, dan sebagian terlihat membawa mandau dan menyayat badan sendiri dan tidak terluka.

Dan terlihat ada beberapa macam duri yang digantungkan atau dikalungkan, itu mengartikan jika ia tetap berjuang. Selain itu terlihat juga mandau.Togel Online Terbaik

"Kalau duri, artiannya itu kan kita pahit pedih perjuangan, walaupun sakit kita tetap berjuang, untuk duri itu," kata Margus. 

Sedangkan Mandau sebagai alat untuk menjaga dan membela diri, jika terjadi suatu yang tidak diinginkan. "Makanya kita dengan adanya mandau, itu untuk alat kita. Mandau, itu sebagai pembela diri kita, artian Dayak itu cinta damai," jelas Margus.Togel Online Terbaik

Margus menegaskan, jika ia ataupun warga merasa terganggu. Ia tidak akan pernah mundur. "Sampai titik darah penghabisan kita enggak pernah mundur, maju terus ya. Jadi mandau anak kecilpun itu sudah bisa memainkan, yang penting ia bisa membela diri. Nah itu jadi sebesar apapun serangan kita selalu siap walaupun sampai matipun kita oke," terang Margus. 

Tarian Balalap api berasal dari Desa Batuah, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan, daerah Sengayam.Togel Online Terbaik

Terakhir ia mengatakan, jika tarian ini untuk mengenang dari orang-orang terdahulu, yang mengalami pahit manis. "Karena tertusuk duri hati karena melihat anakanak kita ataupun orang orang kita mati gara-gara bertempur," lanjut Margus. 
Location: Indonesia

0 comments:

Post a Comment